Baru saja hadir di acara seminar BEI mengenai Politik dan Prospek Ekonomi dikaitkan dengan politik terutama Pilpres. Lumayan bagus paparan dari Eep Saifullah Fatah, dan menghibur.
Intinya mungkin selama ini kita di Indonesia sudah jenuh dengan politik yang itu itu juga loe lagi loe lagi..tapi bagi pasar modal, politik itu indikator yang penting juga dalam mengantisipasi pergerakan ekonomi makro. Lihat saja apa yang terjadi kalau subsidi BBM dihapuskan (SBY bilang akan memberikan insentif yang menarik bagi investor di bidang energi, waktu dia presentasi di kadin).
Apa itu berarti orang pasar modal harus belajar politik, takutnya malah bukan jadi investor malah jadi caleg..jee..
Menurut saya, sebaiknya kita di pasar modal cukup memahami kebijakan ekonomi yang akan diambil rezim berkuasa nantinya. semakin sedikit indikator diluar ekonomi, seharusnya analisisnya jadi semakin tajam. Terlalu banyak indikator diluar ekonomi dan pasar modal yang digunakan, ujung-ujungnya tidak jelas mau ngapain. Saking bingungnya... :-)
Ada satu hal yang menarik lagi, bahwa menurut Eep, siapapun yang berkuasa, arah ekonomi kita tidak akan terlalu banyak berubah. Alasannya karena para capres itu berpenyakit plin plan. kalo dengan kalangan pasar modal mungkin akan bilang memberikan seluas-luasnya kesempatan investasi termasuk bagi asing. Besoknya kalo didepan petani bilang akan memproteksi petani dari bahan pangan impor. Prabowo bilang jangan jual BUMN, Mega jual BUMN, hehee...ini yang paling saya ingat. Ada benarnya juga, namun kalo saya melihat stabilitas maka sebaiknya tentu memilih capres yang memberikan stabilitas politik, sehingga menjamin stabilitas kebijakan ekonomi misalnya kebijakan ekonomi tidak terkendala di DPR, tidak diobok-obok demi kepentingan golongan, dll. Salam contreng..
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Selasa, 26 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)