Senin 20 Juli, wawancara di Elshinta, temanya dampak bom terhadap ekonomi. Apalagi yang meninggal salah satunya presdir Holchim. Disambung dengan, apakah masih bisa double digit kalau sdh dibom?
Kalau dampaknya, secara langsung dan cepat tidak akan terlihat dalam jangka pendek. Dan saya rasa dalam jangka panjang juga tidak akan terlalu banyak berdampak. Wong negara-negara lain juga kena krisis global, sehingga kontraksi ekonomi ada dimana-mana. Jadi tanpa bom atau dengan bom, tidak akan merubah terlalu banyak indikator ekonomi kita. Akan lain ceritanya bila tidak ada krisis global, mungkin dampaknya akan lebih buruk.
Kemudian mengenai double digit? ya tanpa bom aja kita tidak bisa double digit, terlalu naif kalau berpikir kita bisa tumbuh double digit padahal tempat kita jual barang (pasar ekspor) sedang tidak kondusif.
Sebagai tambahan, India dengan 35% PDB di reinvestasikan, bisa tumbuh "hanya" 8%. Kita dengan 25% PDB di reinvestasikan (data 2008), tumbuh 4% (asumsi APBN 4,3% - 4,8%). Jadi kalau mau tumbuh lebih dari 4%, ya harus lebih banyak reinvestasi, atau tambah dengan utang (tentunya utang denominasi $).
Cheers up...karena teroris tidak bisa menggoyang ekonomi kita, wong sudah duluan digoyang krisis sub-prime :-)
KAMI TIDAK TAKUT
INDONESIA UNITE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
apa yang double digit pak? inflasi atau pertumbuhan? kalau gaji naik double digit lebih enak, ga, ya?
yang double digit itu pertumbuhan ekonomi. gaji naik tp harga barang naik, sama saja khan.
Posting Komentar