Senin, 05 Januari 2009

January Effect

Happy Good Year 2009 untuk semua

Bulan Januari selalu menjadi bulan optimis di pasar modal, itu biasanya lho. Namun hati-hati dengan January Effect. Biasanya (tidak setiap Januari), harga saham terutama yang menggerakan pasar, akan turun secara signifikan, dan menyebabkan indeks tertekan lebih dalam. Sedangkan saham-saham lapis dua akan anteng dan adem ayem saja. Apa penyebabnya? nah ini kita bahas lain waktu aja ya.

anyway...Januari 2008, penurunan yang tajam terjadi pada tanggal 22 Januari, yang cukup mengejutkan karena biasanya Januari efek terjadi di tanggal pertengahan bulan antara 12-18 Januari.
Ya kalo tahun ini, saya kok ragu ya bakalan ada Januari efek, wong semua saham juga sudah rendah harganya, mau turun ke berapa lagi coba..??
Jadi stay cool aja, saya rasa efek Januari tidak akan cukup besar.
Cheers and enjoy it

4 komentar:

Asisten Ekonometrika Terapan mengatakan...

Sepertinya kita perlu melihat kondisi psikologis dari market yang terdalamnya terdapat investor, dengan time frame, profil risiko dan ekspektasi yang berbeda antara satu dengan yang lain, pak. Kondisi market di BEI dari pandangan saya, bergantung pada pergerakan di bursa lain, seperti DJIA, kondisi perekonomian regional maupun global, peraturan/kebijakan/sikap otoritas(dalam hal ini Bapepam dan BEI), dan juga kondisi manajemen dari masing2 emiten bursa.
Kalau pandangan saya, Januari Effect tetap terjadi di 2009 ini, pak.
Turunnya nilai saham2 di BEI pada Januari kemungkinan tidak sedahsyat tahun lalu, kebanyakan disebabkan keragu-raguan market atas beberapa tindakan bursa yang dinilai tidak pro-market/investor. Dimulai dari lepas-tangannya otoritas bursa dan yang terkait terhadap kasus Sarijaya sekuritas dan lambannya reaksi terhadap bumi resources yang dinilai 'mempermainkan' pemegang sahamnya, ditambah dengan tidak menentunya keadaan perekonomian global yang menyebabkan pasar cenderung bersikap 'wait n see'. Pergerakan saham di BEI pada Januari 2009 ini lebih banyak disebabkan oleh investor dengan jangka sangat pendek (harian) dan investor jangka panjang yang ingin 'collect' portfolio di 'harga murah'.
Yang kita harapkan, semoga penurunan BBM dan penurunan suku bunga menjadi 'trigger' yang positif untuk menaikkan nilai saham yang sudah jatuh sejak tahun lalu. regards

Putu Anom Mahadwartha mengatakan...

ya bisa seperti itu, bila pasar masih tidak rasional. belum lagi mengenai ledakan depo plumpang. kalo itu ditanggapi panik oleh pasar, apapun yg terburuk bisa terjadi. Itu kenapa kita perlu mendalami juga psikologi pasar melalui behavioral finance. Sukses selalu untuk anda. Mari berdoa untuk "ketidakpanikan"

Unknown mengatakan...

Pak Anom,


Saya sedang melakukan riset mengenai pola return bulanan pada tahun 2007 dan 2008. Menariknya, dalam keadaan normal, return di bulan Januari justru merupakan yang terendah dibanding bulan lainnya.. Kira2 mengapa demikian ya pak? tq

Unknown mengatakan...

Keren sob

www.kiostiket.com