Hari Senin tanggal 10 Nov 2008, bertepatan dengan hari Pahlawan, dalam suatu wawancara radio di Suara Surabaya, pertanyaan seputar Auto Rejection mengemuka. Binatang apa pula itu Auto Rejection (AR)? Cerita berawal dari ukuran risiko dalam keuangan, risiko dihitung dengan varian, dan varian mencerminkan gerakan naikdan turun sekuritas atau surat berharga keuangan atau aset keuangan. Nah semakin bervariasi gerakan aset keuangan (naiknya tajam, turunnya tajam, atau naiknya sering, turunnya sering, alias sering bikin kaget dan panik) maka varian (atau standar deviasinya) akan semakin besar maka dapat dikatakan bahwa risikonya akan semakin besar.
Dengan mekanisme AR maka BEI akan menjaga level kenaikan dan penurunan saham di bursa sehingga varian (risiko) akan rendah. Tentu bila risiko rendah, maka risiko investasi investor juga akan rendah (tentu melegakan kalo risikonya rendah). Cuma jangan terus-terusan rendah, nanti return investasi ya juga rendah.
Seringkali investor kecil merasa bahwa kehilangan uang (atau penurunan nilai uang yang diinvestasikan) adalah risiko.
Seperti yang dijelaskan diatas sisi keuangan risiko adalah variasi nilai saham (return) sehingga selain penurunan yang tajam maka kenaikan yang tajam juga merupakan suatu risiko, sehingga risiko dilambangkan dengan varians atau standar deviasi. Tugas BEI sebagai otoritas bursa yang melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko khususnya bila risiko terjadi saat kondisi pelaku pasar irrasional.
Senin, 15 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar